Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Puisi Novel Supernova Judul: Petir Karya: Dewi Lestari

Supernova : Petir by Dewi Lestari Engkaulah kilatan cahaya yang menyapulenyapkan segala jejak dan bayang. Engkaulah bentang sinar yang menjembatani jurang antar duka mencinta dan bahagia terdera. Engkaulah terang yang kudekap dalam gelap saat bumi bersiap diri untuk selamanya lelap. Andai kau sadar arti pelitamu. Andai kau lihat hitamnya sepi di balik punggungmu. Tak akan kau sayatkan luka demi menggarisi jarakmu dengan aku. Karena kita satu. Andai kau tahu. ( catatan dini hari disuatu taman yang banyak banci) Puisi Novel Supernova Judul: Petir Karya: Dewi Lestari

Puisi Novel Supernova Judul: Akar Karya: Dewi Lestari

Engkaulah gulita yang memupuskan segala batasan dan alasan. Engkaulah petunjuk jalan menuju palung kekosongan dalam samudra terkelam. Engkaulah sayap tanpa tepi yang membentang menuju tempat tak bernama namun terasa ada. Ajarkan aku. Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap. Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut. Bangun dari ilusi namun tak memilih pergi. Tunggu aku. Yang hanya selangkah dari bibir jurangmu. Puisi Novel Supernova Judul: Akar  Karya: Dewi Lestari

puisi pembuka dinovel Supernova: Ksatria, Putri dan bintang jatuh

Engkaulah getar pertama yang meruntunhkan gerbang tak berhujung mengenal hidup. Engkaulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku dalam cinta tak bermuara. Engkaulah matahari firdausku yang menyinari kata pertama di cakrawala aksara. Kau hadir dengan dengan ketiadaan. Sederhana dalam ketidakmengertian. Gerakmu tak pasti. Namun aku terus disini. Mencintaimu. Entah kenapa? puisi pembuka dinovel Supernova: Ksatria, Putri dan bintang jatuh Karya: Dewi lestari
Gugur Rindu Karya: Dee Lestari (Penulis Novel Supernova) Kunikmati sunyi yang paling luka serupa belati tajam menghujam sayup-sayup terdengar jeritan tangisku beradu dalam ruang dan waktu, senyap seolah jadi malam yang paling bisu Kini aku berusaha mematahkan anak-anak rindu yang merajai jiwa tanpa usai perlahan-lahan mentari menampakkan sinarnya di ufuk timur rindu tak teredam beranjak mencari sosok si tuan dari rindu-rindu ini wajahnya tak tergapai oleh indra penglihatanku sementara ada rindu yang berusaha gugur di persemayangannya Senja kembali datang dengan jingganya yang indah nan elok aku mengadu pada sepi berpayung langit menghitam “bahwa rinduku tak pernah gugur" pustaka: ( edunews.id )

Pada Aksara karya: Dee Lestari (Penulis Novel Supernova)

Pada Aksara karya: Dee Lestari (Penulis Novel Supernova) Pada aksara aku bebas jatuh cinta Mengagumi rentetan kata yang kau tulis Memperindah lewat syair-syair puisi membuatku terpukau Beku dalam kedamaian Puisi pada aksara aku bebas berfantasi Mengeksploitasi kata yang tak ternalarkan Menyapa tuan yang tak berupa Karena diriku terlalu lemah Hanya mampu bercengkrama dalam ruang bisu Aksara … pada aksara kutuangkan kata yang tak terungkapkan karena di hadapanmu kutakut gugur Sapaku tak terlontarkan Menghadirkan tabir dan kata yang siap menjadi takdir menyakitkan karna aksara. Aku menyampaikan resah jikalau esok aksaraku membisu dan aku bukan lagi pembaca syairmu biarlah waktu yang menjawab dalam kesenyapannya yang abadi (  edunews.id  )

PUISI HATI UNTUK SESEORANG YANG TAK ADA

Hati (Oleh: Aef Rauf Fajarhadi ) jika kali ini hati tak ada didalam pena maka carilah dialamnyata dia tidak berbahaya tak akan menerkamu seperti hayna yang lapar walau berdegup kencang ia tak bisa mengimbangi kuda besi ia hanya bisa diam yang kalian sebut sabar walau ia punya lidah ia tak bisa kau dengar ia hanya bisa berkata-kata dengan emosi yang tak terencana apa hati itu? apa akku bisa melihatnya?

PUISI KALI INI Antara Suka dan Luka

Antara Suka dan Luka (Oleh: Aef Rauf Fajarhadi ) engkaulah kilat pertama yang kulihat setelah hujan badai yang membasahi api dalam jiwa yang bergelora kini ia kedinginan engkaulah jalan pertama yang menjembatani antara suka dan luka mencinta engkaulah panas pertama yang mengeringkan jalan tak bermakna diantara hitamnya malam dan kelabunya cinta cinta itu seperti ini tak ada usai untuk dipahami maka lelapkan dalam rasa kau tak mengerti? kadang seperti itu (puisi malam antara suka dan luka)

PUISI MENINGGALKAN

Meninggalkan (Oleh: Aef Rauf Fajarhadi ) jangan kau pikir meninggalkan itu mudah jangan kau maki karena aka mati kau membuatku memuntahkan kenangan masalalu sudah habis isi perut ini bahkan bayanganmupun telah lenyap saat cahaya menerjang diantara kelamnya malam aka rasa kau masih dihantui kata yang memakimu saat hendak kau coba terbangun tidurlah dan pergilah